BERANDA, 22 APRIL 2021. ‘Perempuan – Perempuan Investor’

Thu, Apr 22 2021

By Astari Aslam

Ikut sertanya kaum wanita dalam dunia investasi bukanlah hal yang baru, sebut saja Geraldine Weiss, Lubna Olayan, dan Muriel Siebert. Ketiga sosok tersebut sudah melanglang buana di dunia investasi. Nama pertama yang disebutkan, Geraldine Weiss, sudah terjun ke pasar modal sejak tahun 1960-an. Awal mulanya, ia diremehkan dan disebut tak pantas untuk ikut serta dalam bidang bursa saham. Akhirnya, Weiss memutuskan untuk membangun sebuah buletin investasi pada tahun 1966 yang diberi nama Investment Quarterly Trends (IQT). Saat itulah namanya mulai dikenal oleh sebagian orang. Satu hal yang paling dikenal dari seorang Geraldine Weiss, yaitu strategi stock-picking-­nya. Strategi ini mengandalkan perusahaan blue chip untuk dijadikan kendaraan agar mendapatkan keuntungan berupa deviden. Weiss berpendapat, perusahaan blue chip dapat dipastikan memiliki neraca keuangan yang kuat sehingga tidak mengalami kesulitan dalam membayar dan menumbuhkan deviden untuk investor.

Geraldine Weiss

Berbeda dengan Weiss yang diremehkan untuk ikut andil dalam dunia investasi, Lubna Olayan mengalami tantangan secara sosial politik untuk dapat membuat sejarah di pasar modal. Berhubung Lubna merupakan wanita yang besar dan hidup di dataran Saudi Arabia. Pada tahun 2005, Lubna terdaftar sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh versi majalah Time. Tahun 2011 dan 2014, majalah Forbes memasukan nama Lubna ke dalam daftar wanita paling berpengaruh di dunia. Lubna merupakan wanita pertama dalam sejarah Arab yang mampu berpidato pada acara Jeddah Economic Forum pada tahun 2004. Dalam Olayan Financing Company, perusahaan berbasis finansial yang didirikan oleh ayahnya, Lubna dipercaya sebagai CEO dan ditemani oleh saudara laki-laki dan perempuannya. Hingga saat ini, Olayan Financing Company tetap menjadi investor terbesar di pasar saham kawasan Timur Tengah dan Arab Saudi.

Lubna Olayan

Nama terakhir yang menginspirasi sebagai sosok wanita hebat, yakni Muriel Siebert. Wanita yang pernah berkuliah di Western Reserve University ini sebelum mendirikan Muriel Siebert & Co., Inc. pada tahun 1969, ia pernah bekerja sebagai analis keuangan di tiga perusahaan yang berbeda dalam kurun waktu 1954-1960. Sudah erat kaitannya dengan jasa finansial, pada tahun 1967 Siebert memutuskan untuk membeli saham pertamanya di Bursa Efek New York, sekaligus menjadikan dirinya sebagai investor wanita pertama di bursa saham tersebut. Perjalanan karier Siebert terus meningkat hingga pada tahun 1982 ia mencalonkan diri sebagai senat AS namun gagal. Akhirnya ia kembali mengurus perusahaannya pada tahun 1983. Periode 1990, Siebert mendirikan lembaga amal yang ia beri nama Siebert Enterpreneurial Philanthropic (SEPP). Lembaga ini mendonasikan setengah dari keuntungan bersih Muriel Siebert & Co., Inc. Atas segala prestasi yang diraih Siebert, tahun 1994, ia dilantik ke dalam Hall of Fame Wanita Nasional. Tahun 1999, Siebert mencoba mengembangkan program keterampilan manajemen keuangan. Program ini diajarkan pada sekolah-sekolah di kota New York. Era 2003, Siebet muncul dalam sebuah film dokumenter Risk/Reward yang bercerita tentang wanita-wanita yang melantai di bursa saham Wall Street.

Muriel Siebert

Ketiga sosok wanita hebat layaknya Geraldine Weiss, Lubna Olayan, dan Muriel Siebert, merupakan sebagian kecil tokoh wanita yang mampu menginspirasi banyak orang. Seorang wanita, layaknya mampu menunjukkan bahwa ia bisa, memiliki kemampuan yang sama dengan pria dalam suatu hal. Momen Hari Kartini ini dapat dijadikan motivasi bagi para wanita Indonesia untuk terus berkarya dan tidak takut atas perbedaan gender.

Sudah saatnya kaum wanita tidak alergi lagi terhadap pekerjaan di luar, bukan hanya mengurus rumah tangga. Kaum wanita pun dapat memberanikan diri untuk tidak terlalu mengandalkan pemberian dari pasangan. Sudah saatnya pula kaum wanita melek akan pengetahuan finansial dan memanfaatkan potensi pasar modal untuk mendapatkan keuntungan sehingga ia memiliki penghasilan pribadi tanpa harus meninggalkan pekerjaannya di rumah. Inilah bukti bahwa perjuangan Raden Ajeng Kartini tetap dijunjung tinggi oleh para wanita Indonesia. Wanita yang bekerja keras dan kuat akan tantangan, ialah bentuk penghormatan tertinggi kepada Kartini yang telah berjuang begitu keras agar wanita bisa bersanding dengan pria dari segi derajat maupun pekerjaan.

Selamat Hari Kartini! Semoga Indonesia tetap dihuni oleh para wanita hebat pecinta perjuangan.    

Salam,

Astari Aslam

Related Posts

No Results Found

The page you requested could not be found. Try refining your search, or use the navigation above to locate the post.