By Mohammad Rimba Putra
Apakah bisnis $FILM memang turnaround?
Catatan kali ini membahas satu emiten yang ramai dibahas yaitu FILM. Salut untuk manajemen yang sudah merilis lapkeu kuartal 1 2021.
Nah, yang rame adalah berita bahwa penjualan digital “meledak” dan membuat saham FILM mencatatkan untung. Dibilang Turnaround strategy.
Benarkah demikian? Saya coba berikan beberapa pandangan singkat saya mengenai hal ini:
- Manajemen, saya bisa komentar bagus. Dan secara bisnis mereka memiliki moat yang kuat sebagai salah satu leader di industri per film an Indonesia. Saya sangat suka dengan berbagai laporan manajemen yang terlihat bagus dan profesional
- Revenue. Nah disini yang sulit. Yang ramai adalah Laba Maret 2021 yang melonjak. Padahal, jika dilihat. Memang laba di Maret 2019 juga berada di kisaran angka yang sama. Yang terjadi adalah Maret 2020 labanya JEBLOK dan Maret 2021 MULAI NORMAL.
Saya tidak paham kenapa, tapi modus ceritanya mirip dengan $ENRG kemarin. Apakah memang gaya ceritanya memang begitu? Memainkan trik headline bombastis?
- Revenue digital yang melonjak? Saya akan kupas lebih dalam di bawah. Tapi, dari 2019, 2020, dan 2021. Omset dari bisnis digital adalah di kisaran 60-70 milyar per tahun. Memang berita resmi dari manajemen target mereka bisa mencapai 120 milyar omset dari DIgital tahun 2021.
JIka ya, acung jempol karena membuat revenue SAMA dengan 2019 kembali. Tapi sayangnya, belum bisa membuat perusahaan omsetnya meledak. Kecuali pendapatan bioskop kembali. Saya tidak tahu apakah pendapat digital vs bioskop ini subtitusi atau komplementer (tetap sama2 naik) saat pandemi mulai recover. Call dan preferensi kalian masing2.
PR bagi kalian yang mau berinvestasi di perusahaan ini (dan mungkin hanya bisa dijawab oleh direksi kalau mau ngaku), sistem keuntungan dari bisnis digital ini seperti apa?
Kemungkinannya. Antara satu kali bayar – semacam one time license (jadi revenue FILM dari bisnis digital yang meledak akan flat setelah ini). Atau mengikuti pay per view (ada sistem bagi hasil).
JIka kemungkinan pertama, maka bad news nya berarti omset akan stabil2 saja sampai bioskop sudah buka full kembali. Jadi laba Maret 2021 yang meledak ini akan stay disitu saja dan lanjut digerus operasional.
Jika yang kedua, maka seberapa besar potensi penjualannya? Dan bagi hasil akan untung sebesar apa?
Bagi mereka yang memperhatikan lapkeu per kuartalan dari FILM. Maka akan terlihat bahwa income dari bisnis digital ini bergerak2 dan di kuartal 3 dan 4 tahun 2020 melonjak hampir 300%.
Ingat apa yang terjadi Sep’20? Yup. Disney hotstar launching. So, jika diasumsikan pendapatannya itu karena Disney Hotstar. Maka yang terjadi di Maret 2021 ini adalah pembayaran dimuka untuk semua lisensi film. Karena sudah diawal tahun semua provider digital sudah onboard lengkap.
Dan setelah itu flat kembali.. Harapan one-off income dari kontrak film digital baru sepertinya sulit karena sudah sisa sedikit pemain film digital yang belum masuk. Saya tinggal menanti Amazon Prime karena mau langganan Lord of The RIngs Series.
Kalau DIsney Hotstar, karena bonus dari $TLKM . Semoga dapat lagi free perpanjangan.
Ayo kita menanti LOTR series. Kapan ya launchingnya? *loh kok melebar
Apakah saya mau punya saham ini? Belum tahu. Valuasinya cukup tinggi, dan efisiensi capital (dalam hal ini ROE) masih belum saya dalami lebih lanjut. Ingat, your money your responsibility.
One thing for sure, kalau asumsi omset digital 120 milyar sampai, tapi pendapatan film masih jongkok. Maka belum meledak omset nya. Nah, kalau nanti omset film kembali, apakah omset digital tetap stabil? Atau yang satu naik, satu turun. Jadi sama-sama saja.
Semoga membantu kawan-kawan. Dan mencegah dari postingan yang hanya melihat Headline.
Sekali lagi, selamat untuk manajemen. Good GCG dan saya pribadi berharap, semoga pivot strategy sukses. Ini jenis perusahaan yang manajemennya memang bukan kaleng-kaleng. Hanya jangan sampai kalian membeli tanpa mempelajari lebih lanjut.
Salam,
M. Rimba Putra
Disclaimer: ON. DYOR.